• Nashira
  • Inti dari Kebahagiaan adalah Kumpulan Kebahagiaan dari Hal Hal Kecil.
  • Kebijaksanaan adalah Pemahaman Nilai Nilai Abadi dan Nilai nilai Hidup
  • Mengucapkan Maaf Hanya Mampu Dilakukan Oleh Orang Pemberani
  • Pemenang Bukannya Tak Pernah Gagal, Tetapi Tidak Pernah Menyerah
  • Kekuatan Bukanlah Tentang Memikul Sekuat Tenaga, Tetapi Tentang Ketepatan Sasaran
Tampilkan postingan dengan label Surat Untuk Istriku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Surat Untuk Istriku. Tampilkan semua postingan

Surat Untuk Istriku

Siapakah engkau, duhai isteriku, yang menyelinap ke dalam kehidupanku?

Kita berdua hadir dari dimensi ruang dan waktu yang berbeda,bahkan kita saling tak mengenal.

Tapi kenapa disaat bersua, seketika kita saling mempercayai untuk membangun kebersamaan dalam perjalanan? 
 Yakni mahligai rumah tangga..
Sungguh, begitu mulia mahligai yang bernama pernikahan. Pernikahan membuat kita saling terbuka, saling mempercayai dan saling berkomunikasi. Tak mengherankan, bila Allah Subhanahu Wa Ta'ala menempatkan jodoh (pernikahan) pada kelompok ilmu_Nya yang tak dapat disingkapkan secara pasti oleh hamba2_Nya.

Siapakah yang mengirimmu ke dalam kehidupanku, duhai istriku? Jawabnya pasti Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Betapa Maha Pengasih Dia, yang memberikanmu sebagaimana ketentuannya agar setiap mahluk hidup berpasang-pasangan.

Sesungguhnya dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita (istri) yang sholehah (HR. Muslim)

Betul, engkau memang hanya seorang istri, bukan pemimpin utama. Tapi, sesungguhnya engkau menentukan, ketika hanya menjadi posisi pendamping sang suami. Engkau, di saat menjadi istri yang suci, semestinya menjadi pengawas suami saat keliru melangkah.

Siapa yang dapat mengukur air matamu yang berderai di saat engkau berdoa memohon agar Allah menunjukkan jalan yang benar pada suami? Airmata yang selama ini dicitrakan sebagai kelemahan, justru menjadi kekuatan untuk mengembalikan suami (keluarga) ke jalan yang benar.

Tapi, siapakah engkau, duhai istri yang menyelinap ke dalam kehidupanku? Istri yang suci justeru merupakan jalan cahaya menuju_Nya. Kesucianmu menjadi sinar di tengah keluarga untuk membentuk keluarga sakinah. Cahayamu menerangi perjalanan menuju pada_Nya.

Kesabaran dan keikhlasanmu mengelola rumah tangga membuat para suami (keluarga) merasa khidmat untuk beribadah. Sebaliknya, istri yang 'musyrik', bagai lorong gelap yang menyesatkan. Karena itu istriku, jadilah engkau suci untuk menjadi jalan bercahaya bagiku dan keluarga kita.

Wahai istriku, di saat engkau menjadi jalan bercahaya, mengapa mesti saya menggantinya? Bukankah sejatinya, aku mencintaimu karena cintaku pada_Nya yang memuliakanmu, istriku yang telah melahirkan anak-anakku!

http://www.facebook.com/resonansi.page
Read More