Sewaktu Jhony dan Leony baru berpacaran, Jhony
melipat 1000 burung kertas dan memberikannya kepada Leony sebagai
hadiah. Jhony berkata, jika 1000 burung kertas itu merupan 1000
ketulusan hatinya kepada Leony.
Leony sangat menyukai burung-burung kertas itu dan menyatakan bahwa ia sangat berbahagia. Leony juga pernah menyatakan bahwa ia sangat ingin sekali tinggal di Paris bersama Jhony, baginya Paris sangatlah indah dan cocok untuknya.
Leony sangat menyukai burung-burung kertas itu dan menyatakan bahwa ia sangat berbahagia. Leony juga pernah menyatakan bahwa ia sangat ingin sekali tinggal di Paris bersama Jhony, baginya Paris sangatlah indah dan cocok untuknya.
Setiap saat mereka selalu merasakan betapa indahnya
cinta mereka berdua. Kemana-mana mereka selalu bersama, dan mereka
membuat banyak orang lain merasa iri akan kemesraan mereka. Sampai suatu
ketika, Leony berubah, ia mulai menjauhi Jhony. Bahkan ia memutuskan
untuk menikah dan akan tinggal di Paris bersama suaminya.
Sewaktu mereka akan berpisah, Leony sempat berkata sesuatu kepada Jhony,
“Kita harus melihat dunia ini dengan pandangan ke depan. Menikah bagi
seorang wanita adalah kehidupan kedua kalinya. Aku harus bisa memegang
kesempatan ini dengan baik. Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak
berani membayangkan bagaimana kehidupan kita setelah menikah nanti!”
Jhony sangat terpukul, dia tidak menyangka Leony bisa berlaku seperti
itu. Jhony merasa sangat frustasi, dan peristiwa ini juga membuat
perubahan besar pada prilakunya. Perlahan dalam hatinya, ia mulai
membenci Leony. Ia pun bertekad suat saat nanti akan menjadi orang kaya
dan sukses, agar Leony menyesal telah mencampakannya.
Jhony
pun mulai bekerja keras, dia pernah menjual koran, menjadi karyawan
lepas di sebuah rumah makan, bisnis kecil, setiap pekerjaan dia kerjakan
dengan sangat baik dan tekun.
Setelah beberapa tahun
kemudian, karena pertolongan teman dan kerja kerasnya, akhirnya Jhony
mempunyai sebuah perusahaan besar. Kini ia sudah kaya, tetapi hatinya
masih tertuju pada Leony, dia masih tidak dapat melupakannya sedikit
pun.
Pada suatu hari di tengah hujan lebat, Jhony tengah
mengendarai mobilnya di sebuah pedesaan. Dari dalam mobil ia melihat ada
sepasang orang tua tengah berjalan sangat pelan di depannya. Dia
mengenali mereka, mereka adalah orang tua Leony.
Dalam
hatinya, ingin sekali ia menunjukan kepada mereka kalau sekarang ia
tidak hanya mempunyai mobil pribadi, tetapi juga mempunyai Vila dan
perusahaan sendiri. Ia ingin mereka tahu kalau ia bukan seorang yang
miskin lagi, ia sekarang adalah seorang Bos sebuah perusahaan besar.
Jhony mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang
tua tersebut. Hujan terus turun, tanpa henti, biarpun kedua orang tua
itu memakai payung, badan mereka tetap basah karena hujan.
Sewaktu mereka sampai tempat tujuan, Jhony tercengang oleh apa yang
dilihatnya, itu adalah tempat pemakaman umum dan di sana terdapat sebuah
batu nisan bertulisan sebuah nama yang sangat ia kenal ‘Leony’.
Di samping makamnya yang kecil, tergeletak burung-burung kertas yang
mulai hancur terkena air hujan. Tapi di mata Jhony, burung-burung kertas
itu seakan terlihat begitu hidup.
Orang tua Leony memberitahu
Jhony, sebenarnya Leony tidak pergi ke paris, tapi Leony terserang
kanker ganas. Leony ingin Jhony menjadi orang yang sukses, dan mempunyai
keluarga yang harmonis tanpa memikirkan keadaanya. Maka dengan terpaksa
ia berbuat demikian terhadap Jhony dulu. Leony bilang, dia sangat
mengerti Jhony, dia percaya kalau Jhony pasti akan berhasil meski
tanpanya. Leony juga mengatakan, kalau pada suatu hari nanti Jhony pasti
akan datang menjenguk makamnya dan ia berharap, Jhony membawakan
beberapa burung kertas buatnya lagi.
Mendengar hal itu, Jhony
langsung berlutut di depan makam Leony, ia menangis dengan begitu
sedihnya. Ternya wanita yang selama ini ia benci sangat
memperhatikaannya, bahkan rela membuang kebahagiaannya demi keberhasilan
Jhony.
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,
tetesan-tetesan air terus membasahi sekujur tubuh Jhony. Jhony teringat
senyum manis Leony yang begitu manis dan polos. Dalam hatinya ia berdoa,
“Tuhan, meski tidak Engkau kau kumpulkan kami berdua di bumi ini. Aku
berharap Engkau mau mengumpulkan kami di surga nanti.”
selahkan ikutu di facebook
0 komentar:
Posting Komentar